"Innalillahiwainnailaihirajiun..! Detik2 seorang bpk sebelum meninggal . Harus Ngurus KTP dan BPJS dulu sebelum operasi . walaupun dlm keadaan sekarat . Meninggal di capil bulukumba tadi siang . Hati nurani telah mati . PERATURAN LEBIH PENTING DARIPADA NYAWA,"😭

Amiluddin saat melakukan perakaman di Kantor Disdukcapil Bulukumba, Selasa (15/3/2022) sore. Tidak lama berselang bapak tersebut meninggal dunia

 TRIBUNNEWS.COM - Viral video seorang pria meninggal dunia saat melakukan perekaman e-KTP.


Video singkat tersebut viral di media sosial, disebutkan pria tersebut tengah sekarat.


Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, rekaman menjadi bahan perbincangan warganet setelah diunggah akun Facebook bernama Lmbox Imbox .


Dalam postingannya, akun ini membagikan video seorang pria tengah diambil foto retina mata dan sidik jarinya.


Data digunakan untuk pembuatan e-KTP.


Namun, diceritakan Lmbox Imbox, pria tersebut meninggal dunia saat pengambilan data.


"Innalillahiwainnailaihirajiun.....detik2 seorang bpk sebelum meninggal ...harus ngurus KTP dan BPJS dulu walaupun dlm keadaan sekarat ... Meninggal di capil bulukumba tadi siang...... Hati nurani telah mati .....PERATURAN LEBIH PENTING DARIPADA NYAWA," tulis Lmbox Imbox.


Selain video, Lmbox Imbox juga membagikan foto pria tersebut saat dicek kondisinya oleh orang-orang disekitarnya.


Hingga Rabu (16/3/2022), rekaman yang diunggah sudah 55 ribu kali dibagikan ulang.


Warganet juga membanjiri kolom komentar dengan berbagai tanggapannya.


Belakangan diketahui, lokasi kejadian berada di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.


Penjelasan pihak Pemkab Bulukumba


Humas Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad membenarkan kejadian ini.


Ia mengatakan, pria di dalam video bernama Amiluddin (55), warga Lingkungan Barang, Kelurahan Tanah Jaya, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.


Amiluddin diantar pihak keluarganya dengan mobil angkutan ke Disdukcapil Kabupaten Bulukumba pada Selasa (15/3/2022) siang.


Ketika itu, Amiluddin datang dalam keadaan sempoyongan.


"Kebetulan saat turun dari mobil, Kadis Dukcapil melihat Amiluddin yang mengenakan sarung terlihat sempoyongan. Sehingga Bu Kadis inisiatif mengambil kursi roda untuk membawa Amiluddin ke mobil perekaman," ujar Andi. 


"Beberapa saat setelah perekaman, Amiluddin terjatuh. Ia pun dibopong ke bangku panjang. Ternyata ia telah menghembuskan napas terakhirnya," tambahnya.



Jenazah Amiluddin kemudian RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba.


Andi melanjutkan penjelasannya, Amiluddin membutuhkan e-KTP untuk mengurus BPJS Kesehatan.


"Tapi karena tidak memiliki BPJS, pihak rumah sakit menawarkan untuk menggunakan surat keterangan tidak mampu dari pemerintah setempat," beber Andi.


Namun, tawaran dari rumah sakit ditolak oleh pihak keluarga pasien dan meminta keluar paksa.


Kesaksian pihak keluarga


Ipar Amiluddin bernama Suryaningsih memberikan kesaksiannya.


Ia mengatakan, sebelum dibawa untuk proses perekaman e-KTP, almarhum sempat dirawat di rumah sakit.


Selamat tiga hari Amiluddin terbaring di RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba.


Kemudian berdasarkan saran dari dokter, Amiluddin diminta menjalani operasi lantaran ada cairan di tubuhnya.


"Ada cairan di ususnya, sehingga harus dioperasi. Tapi tidak ada KTP-nya, jadi saya uruskan untuk lakukan perekaman," jelas Suryaningsih .


Suryaningsih menyaksikan detik-detik Amiluddin menghembuskan napas terakhirnya.


Amiluddin meninggal setelah melakukan seluruh rangkaian perekaman.


Bahkan e-KTP-nya kini telah dicetak oleh Disdukcapil Bulukumba.


"Sudah selesai KTP-nya," beber Suryaningsih.


Informasi tambahan, Amiluddin baru lebih sepekan berada di Kabupaten Bulukumba.


Sebelumnya ia merantau di negeri jiran, Malaysia.

Related Posts