Wanita Ini Putuskan Pacarnya yang Miskin dan Jorok, Siapa Sangka 6 Tahun Kemudian Ia Menyesal
Friday, March 11, 2022
Edit
Cinta pertama selalu yaitu cinta yang begitu spesial.
Semua yang terjadi pada cinta pertama akan menjadi memori yang tidak akan pernah terlupakan.
Baik itu kisah yang indah atau menyakitkan, semua akan terbawa seumur hidup.
Cerita ini terjadi di kehidupan seorang wanita yang kisahnya ada disini.
Saya yaitu seorang wanita umum yang miliki kisah hidup yang biasa.
Saya lulusan S1 yang setelah usai kuliah pergi keluar dari rumahku untuk mencari pekerjaan.
Didalam kereta ke kota, saya bertemu dengan cinta pertamaku.
Dia periang, mudah diajak bicara, perhatian, serta baik hati.
Sesampainya kami di kota, dia juga memberikanku nomor handphone, agar bisa tetap ngobrol, katanya.
Hampir setiap hari dia menelfonku, menanyakan kabarku, menghiburku saat saya sulit.
Seperti seseorang koko yang perhatian pada adiknya.
Saat saya ditipu, dia juga orang pertama yang datang untuk menolongku.
Saat saya nggak miliki apa-apa, dia mengajakku untuk tinggal di rumahnya.
Tinggal di satu kamar yang kecil yang dia siapkan untukku.
Kasurnya dia beri untukku sesaat dia tidur diatas tikar.
Esok harinya, dia mengajak saya untuk mencari tempat lain yang lebih murah.
Dia bahkan menyisihkan gajinya untuk membayar DP rumah itu.
Dia bukan pekerja kantoran yang gajinya besar.
Dia hanya seorang buruh antar yang gajinya bergantung pada ada tidaknya order.
Akhirnya sesudah saya mendapat pekerjaan yang cukup baik, saya mengajaknya makan serta tanpa kusangka.
Dia menyatakan perasaannya padaku serta kami juga berpacaran.
Namun seiring dengan saat, saya mulai lihat banyak kebiasaan buruknya.
Dia jarang mencuci kaki, tidak pernah membereskan rumah, serta kerap pergi keluar dengan rekannya untuk minum bir.
Kami cukup kerap bertengkar hanya karna hal-hal kecil.
Satu hari, mamaku meneleponku serta bertanya apakah saya telah miliki pacar.
Saat itu saya berpikir, kondisi saya serta pacarku tengah tidak baik.
Pekerjaanku tampak lebih baik serta harusnya orangtuaku akan tidak menyetujui jalinan kami.
Karena itu saya bersikeras mengatakan bila saya masih sendiri.
Akhirnya mamaku mengenalkanku pada seorang pria.
justify;">
Saya beberapa kali pulang untuk menemui pria itu, sekedar untuk berteman.
Tapi pacarku itu tidak pernah setuju serta kami senantiasa bertengkar setiap kali saya ingin pulang ke rumah orangtuaku.
Pada akhirnya di th. 2009, saya putus dengan pacarku itu serta beberapa bln. sesudahnya saya menikah dengan pria yang jadi manager ditempat kerjaku.
Hanya karna saya tidak tahan dengan pertengkaran yang selalu terjadi pada saya serta mantan pacarku.
Bila dipikir-pikir, keputusanku waktu itu terlalu buru-buru.
Saat bebrapa saat kami belum menikah, manager yang saat ini menjadi suamiku ini setiap hari mengirimiku bunga.
Selain itu kerap menraktirku makan, mengajakku nonton bioskop, sesekali memberikanku hadiah, serta hal-hal ini buat hatiku luluh.
Namun setelah menikah dia memintaku untuk jadi ibu rumah tangga penuh saat, tidak pernah lagi ada hal-hal romantis yang dia lakukan.
Bahkan saya pernah tahu dengan tidak sengaja bila dia masih terkait dengan bekas istrinya.
Seringkali dia membawa pulang anak dari istrinya untuk dijaga olehku.
Pernah satu kali saat saya sedang menjaga anaknya, mereka pergi kencan ke bioskop serta hal ini membuatku geram besar.
Saya bertengkar dengan suamiku, bahkan memarahi bekas istrinya.
Mulai sejak itu mereka tidak pernah lagi terkait, namun sikap suamiku beralih keseluruhan.
Saya lebih muda 16 th. dari mantan istrinya, lebih cantik, serta lebih bisa dandan, masakan dia lebih pilih mantan istrinya?
Di th. 2014, saya memergoki suamiku sedang berhubungan dengan bekas istrinya lagi. Emosiku segera memuncak serta saya minta cerai waktu itu juga.
Akhirnya di th. 2015, saya jadi sales di satu perusahaan kecil yang prospeknya terlihat baik.
Satu hari waktu saya tengah dinas, saya tidak menyangka saya bertemu dengan mantan pacarku.
Dia telah menjadi seorang pengusaha besar serta saat ini jadi client paling utama kantor kami. Saya terkejut, namun dia terlihat tenang.
Dia menanyakan kabarku serta kami sedikit bernostalgia.
Akhirnya dia mengatakan bila dia telah memiliki seorang pacar serta mereka bakal menikah th. depan.
Hatiku rasanya pedih, namun apa daya, semuanya telah terjadi, serta hari itu, kami tidak berbisnis, kami hanya bernostalgia.
Dia berkata, " Jujur, saya banyak mengalami sakit hati saat kita putus. Tapi bila bukan karena kamu, saya tidak yakin saya dapat sukses hari ini. "
Sesudah kami berpisah, saya mengirimnya satu SMS, " Apakah kamu masih sayang sama saya? Walaupun sedikit saja? "
" Cinta atau tidak cinta, sayang tidak sayang, semua telah berlalu. "
Melihat jawabannya, saya tahu saya telah kehilangan seseorang yang benar-benar mencintaiku.
Saya menangis, sadar saya masih mencintainya. Namun semua telah berlalu serta kehidupanku mesti berjalan.
sumber : http://www.beradab.com/2017/05/me-news-sumsel-palembang-ogan-komering.html