Bersyukur Jadi Mualaf, Mike Tyson: Allah Tak Butuh Saya, Saya yang Butuh Allah
Legenda tinju dunia asal Amerika Serikat, Mike Tyson, terkenal tidak memiliki rasa takut menghadapi siapa pun, baik di atas ring maupun di luar ring tinju.
Mike Tyson tumbuh sebagai sosok pemberani karena dia hidup di tengah keluarga miskin dan akrab dengan kekerasan.
Dalam usia 13 tahun, Mike Tyson sudah 30 kali ditangkap polisi. Namun, ada sosok yang ditakuti pemilik nama lengkap Michael Gerard Tyson.
Dia adalah Constantine Cus’ D’Amato atau dikenal dengan Cus D’Amato yang merupakan pelatih Tyson.
D’Amato mampu menjadi figur ayah, mentor, dan pelatih tinju yang membantu Tyson menjadi petinju termuda yang pernah menjadi juara dunia kelas berat.
Karier D’Amato dimulai dari petinju amatir, tetapi kariernya terhenti karena cedera di mata yang dia derita dalam perkelahian di jalan.
Alih-alih bertinju, ia berkarier dengan mengajar orang cara bertinju. D’Amato membuka gym pertamanya pada usia 22 tahun. Dia bekerja, tinggal, dan tidur di sana.
Rocky Graziano adalah salah satu petinju sebelumnya yang bertarung di bawah pengawasan D’Amato, tetapi ia kemudian beralih menjadi pelatih.
D’Amato melatih mantan juara kelas berat, Floyd Patterson yang kemudian menjadi petinju termuda yang meraih gelar di kelas tersebut saat berusia 21 tahun.
Mike Tyson dalam salah satu wawancaranya mengaku sangat bersyukur menjadi mualaf usai masuk Islam. Hal itu diungkap oleh Tyson dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada tahun 2013 lalu.
Sementara itu, ia diketahui mulai menjadi seorang Muslim saat masuk penjara antara tahun 1992 sampai 1995.
Bahkan, Mike Tyson juga diinformasikan sampai memiliki nama Islam, yakni Malik Abdul Aziz. Nah, dalam wawancaranya tersebut, Mike Tyson mengaku bersyukur menjadi seorang Muslim.
Menurutnya, Allah tak membutuhkan dirinya, tetapi ialah yang sangat membutuhkan Allah.
“Saya sangat bersyukur menjadi seorang Muslim. Allah tak butuh saya, saya yang butuh Allah,” ungkap Tyson, dikutip terkini.id dari Daily Star pada Selasa, 24 Agustus 2021.
Kemudian, dalam wawancara lain, Tyson mengatakan bahwa ia baru memahami soal agama dan Tuhan ketika memasuki usia yang matang.
“Saya tidak begitu memahami soal agama dan Tuhan sampai saya sudah berumur,” tuturnya. “Sekarang saya memiliki apresiasi yang lebih baik untuk Tuhan dibanding sebelumnya,” pungkas Mike Tyson.